Selasa, 30 Oktober 2012

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence)


Kecerdasan Buatan
 (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)
Baca Artikel Berikut!!!
JANGAN-JANGAN KOMPUTER PUNYA ROH
Kehidupan modern tak bisa dilepaskan dari teknologi. Kedengarannya menyenangkan. Berbagai peralatan diciptakan untuk lebih meringankan beban pekerjaan. Tapi mungkinkah, peralatan itu menyimpan potensi yang mencelakakan bahkan menguasai penciptanya?

Gary Kasparov seakan tak percaya. Kedua tangannya memegangi kepala dan wajahnya terheran-heran. Ia menyerah pada langkah ke-19 dalam partai terakhir pertarungannya melawan superkomputer Deep Blue, superkomputer IBM RS/6000 SP, rancangan raksasa komputer IBM yang bertempat di Equitable Center, Manhattan, New York, Senin, 12 Mei 1997 dini hari WIB. “Saya kehilangan semangat juang,” keluhnya lunglai.
Dengan berat 1,4 ton, Deep Blue berdiri angker dalam wujud sepasang kabinet hitam kembar. Di dalamnya terdapat 32 nodes (mesin komputer) berisi 512 mikroprosesor, yang bahu-membahu melakukan perhitungan supercepat.
Setahun lalu, Deep Blue pertama yang digasak Kasparov dengan skor 4 – 2 hanya bisa melakukan scanning terhadap 100 juta posisi per detik. Kemampuan Deep Blue mutakhir melejit hingga 200 juta, bahkan 300 juta posisi/detik, sedangkan Kasparov hanya 3 posisi/detik. Dibandingkan dengan umumnya komputer meja, Deep Blue lebih cepat 250 kali.
Sebagai komputer catur, Deep Blue merupakan pengembangan lanjut dari blue print mesin permainan catur buatan Claude Shannon, pakar matematika di laboratorium Bell, tahun 1950. Deep Blue dirintis para pakar riset Universitas Carnegie-Mellon tahun 1980-an, dan pada tahun 1988 telah berhasil mengalahkan GM Bent Larsen dari Denmark.
Sejak 1993, pusat penelitian IBM Thomas J. Watson di Yorktown Heights, New York, mengembangkan Deep Blue generasi baru. Prototipe pertamanya lahir tahun lalu, yang keok dari Kasparov. Kekalahan itu berbuah obsesi bagi tim IBM. Hsu Feng Hsiung, kreator Deep Blue, sejak awal mengatakan kepadaNewsweek, Deep Blue pertama ibarat bayi yang belum tahu banyak tentang catur.
Karena kalah tahun lalu, Deep Blue harus masuk “sekolah catur” yang disediakan IBM dan penambahan perangkat lunak. Selama setahun, GM Joel Benjamin bersama lima ahli komputer, bekerja penuh untuk mengembangkan Deep Blue. Hasilnya, Deep Blue generasi baru itu tampil sebagai pecatur tangguh. Terbukti, ia selalu menang saat uji coba melawan Deep Blue terdahulu.
Kasparov, sering disebut sebagai pecatur terbaik sepanjang masa, memang takluk di tangan Deep Blue. Namun drama takluknya manusia atas mesin yang menyertai berita kekalahan Kasparov mungkin terasa berlebihan. Seperti pendapat William H. Calvin pakar teori neuropsikologi dari Universitas Washington, Seattle, “Tak perlu sedih, pemenangnya tetap manusia juga,”
Deep Blue pun belum dianggap melangkah jauh ke dunia artificial intelligence(AI) atau kecerdasan buatan karena belum bisa disebut berpikir. Ia hanya mengolah data yang diterima, mengevaluasi posisi bidak catur, dan memutuskan langkah terbaik. Bandingkan dengan sebuah helikopter robot yang terbang di Kompetisi Robot Udara di Florida. Heli itu mampu terbang dan bergerak turun-naik mengikuti kontur permukaan yang didesain rumit, untuk kemudian mendarat dengan selamat di tempat yang ditentukan. Dalam penerbangan selama 1 jam, heli itu sama sekali tak dibantu.
CJ Tan, ketua tim pengembangan Deep Blue, sependapat, “Catur baru sebagian kecil dari yang ingin kami capai, yaitu kerja antara manusia dan komputer untuk memecahkan persoalan yang kompleks.” Kembaran Deep Blue telah disiapkan, misalnya untuk memprakirakan cuaca, membuat model data keuangan, merancang mobil, dan mengembangkan obat.
Robot pun mengamuk
Kasparov dilaporkan membawa sakit hatinya hingga ke kamar hotel. Namun manusia marah, jengkel, sebal terhadap komputer bukan cuma dialami Kasparov. Seperti kisah Howard Gordon, seorang penulis skenario, “Beberapa hari yang lalu pukul 04.00 dini hari saya sedang menggarap naskah. Saya sudah kelelahan, sehingga bertekad segera menyelesaikannya. Namun tiba-tiba komputer merenggut, menghilangkan semua tulisan saya! Saya merasa ‘dikerjain‘ oleh mesin itu. Seketika saya begitu ingin melemparnya ke luar jendela.”
Tak hanya Howard Gordon, Jumat, 9 November 1979, Markas Komando Pertahanan Udara Amerika Utara kacau karena komputernya memberi tanda bahwa serangan nuklir skala penuh telah dilancarkan oleh sebuah kapal selam Rusia di Lautan Pasifik Utara. Selama 6 menit, dunia dicekam ketakutan meletusnya perang. Ternyata, komputernya yang keliru! Pesawat-pesawat B-52 yang telanjur mengudara diperintahkan pulang kandang!
Seorang istri di Kalifornia, mengajukan gugatan dengan mencantumkan komputer PC suaminya sebagai penyebab. Bukan hanya karena suaminya senang berlama-lama memprogram komputer, yang lebih menyebalkan, ia menangkap basah suaminya memberikan ciuman selamat malam kepada sang IBM PC.
Di Bulletstop, tempat latihan menembak dalam ruangan, Atlanta, Georgia, AS, pengunjung diperbolehkan membawa sasaran pilihan mereka sendiri. Menurut pemilik tempat itu, komputer pribadi paling sering dijadikan sasaran tembak.
Tak terbatas pada membuat kesal, beberapa tahun terakhir tercatat meningkatnya pelanggaran hukum akibat komputer. Dari sebagian penelitiannya untuk The Nature of Things, penulis Lyall Watson memperoleh sejumlah data yang mementahkan Hukum Robot I dari Isaac Asimov, bahwa robot tidak akan melukai atau menjadikan manusia terluka.
Tahun 1981, Kenji Urada tercatat sebagai korban pertama yang dibunuh oleh robot. Awalnya, ia mencoba memperbaiki mesin di pabrik Kawasaki Heavy Industries di Jepang. Tiba-tiba mesin itu menjadi gila dan memukul Urada hingga tewas dengan tangan mekaniknya. Setelah itu, setidaknya 10 pekerja Jepang lainnya terluka – bahkan ada yang menemui ajal – karena dipukul oleh mesin.
Di tahun yang sama, sebuah robot kantoran di London mengamuk. Setelah menghancurkan mesin ketik, ia mengejar-ngejar sekretaris mengelilingi meja, sampai akhirnya sang sekretaris terpojok tak berdaya di dinding. “Ia seperti punya pikiran, padahal sebelumnya ia tidak pernah seperti itu,” tutur sang sekretaris, Jeannie Seff.
Tahun 1989, GM catur Sovyet Nikolai Gudkov baru saja mengalahkan komputer penantangnya untuk yang ketiga kalinya secara berturutan ketika tiba-tiba disetrum dengan aliran listrik berkekuatan tinggi melalui papan logam tempat mereka bermain.
”Komputer bukan hanya sering salah dan sulit diajak bekerja sama, tapi juga memiliki sifat alamiah yang sulit dipahami. Beberapa orang menyebut mereka psikotik,” Lyall Watson berkomentar.
Sepanjang sejarah kebudayaannya, manusia memang tercatat gemar “memanusiakan” barang-barang. Entah dengan rasa penuh cinta atau benci. Kekesalan terhadap komputer mungkin bisa disejajarkan dengan pandangan negatif terhadap sepeda saat pertama kali ditemukan. Tahun 1896 di Baltimore, AS, sepeda pernah dikecam sebagai alat iblis untuk mencelakakan manusia. “Alat itu dibuat untuk memerangkap dan menguliti kaki yang lalai. Tipu muslihatnya membawa kalian keluar dari jalan dan mengakibatkan celana Anda berlubang besar ….”
Benarkah mesin itu mengancam manusia, ataukah fenomena itu sekadar tanda meningkatnya frustrasi manusia yang takut terhadap teknologi?
Bagi orang modern, ancaman itu berujud komputer dan alat pikir lainnya. Asal-muasalnya, sebagai pencipta, manusia ternyata sering tidak mampu memahami karyanya. Perkembangan teknologi sekarang secara potensial punya kemampuan tak terbatas. Sedangkan manusia ketakutan kehilangan supremasinya.
Kecerdasan buatan
Menjelaskan apa sesungguhnya AI tidaklah mudah. Ada yang berpendapat, AI adalah kemampuan komputer untuk menyelesaikan tugas. Namun ada yang menyatakan, kemampuan belajarnya yang lebih penting. Tapi sebagian besar sepakat, kemampuan komputer untuk berkomunikasi dengan manusia yang paling penting.
Sebutlah Alan Turing, ahli matematika berkebangsaan Inggris, yang dijuluki bapak komputer modern dan pembongkar sandi Nazi dalam PD II. Tahun 1950 ia menetapkan definisi AI: “Kalau komputer tidak dapat dibedakan dengan manusia saat berbincang melalui terminal komputer, maka bisa dikatakan komputer itu cerdas. Ia punya intelgensi.” Inilah AI.
Tahun 1990 industriawan terkemuka Dr. Hugh G. Loebner menyediakan hadiah sebesar AS $ 100.000 bagi yang berhasil menciptakan AI menurut deskripsi Alan Turing. Setiap tahun dalam Kompetisi Loebner tentang AI, 10 orang juri duduk di depan terminal komputer dan “ngobrol” tentang topik tertentu dengan 10 “orang” (bisa manusia, bisa komputer). Mereka harus menebak mana yang komputer dan mana yang manusia. Hadiah sebesar itu akan diberikan pada perancang dari program komputer yang dikira manusia. Tapi sampai tahun 1994 belum ada yang menang.
Di dunia sains komputer ada dua aliran: neat (rapi) dan scruffy (jorok). Aliran yang rapi biasanya bergerak di bidang bahasan yang sudah jelas. Tentunya yang sudah mereka pahami. Sedangkan aliran jorok itu sains yang menjelajahi bidang-bidang bahasan yang masih baru, belum dikenal, masih teka-teki. Ilmuwan yang scruffy kadang-kadang tak dapat menerangkan bagaimana karya ciptanya bisa berfungsi, karena ia memang menjelajah wilayah baru.Istilah neat dan scruffy belakang ini banyak muncul di dunia AI.
Banyak teknologi baru yang kini muncul berkat prinsip logika kabur (fuzzy logic). Maksudnya, komputer mengambil keputusan tidak berdasarkan pertimbangan hitam dan putih, tetapi abu-abu. Ini salah satu cara komputer belajar menyamai cara berpikir yang tak pasti, yang justru amat manusiawi.
Expert system, salah satu contoh program komputer yang menganut aliranneat, karena cara kerjanya serba pasti. Beberapa pertanyaan diajukan, kita jawab, lalu program itu memberikan solusi. Jadi program itu berfungsi sebagai tenaga ahli. Program ini banyak digunakan lembaga keuangan untuk membuat prediksi.
Sebaliknya dengan Neural Nets. Ini program yang belajar sendiri. Sirkuitnya didesain mirip dengan sambungan saraf manusia. Program ini mempelajari data mentah, bahkan menyimpulkan sendiri di mana data yang dibutuhkan itu harus dicari, berdasarkan pengalamannya. Bisa dikatakan, program ini bekerja dari nol. Program macam ini digunakan bank untuk melacak pola belanja nasabahnya dan menemukan keanehan yang mungkin terjadi sehingga mereka terhindar dari pemalsuan atau penipuan.
Ada lagi Genetic Algorithms yang mulai bekerja tidak dari nol, tapi sudah dibekali dengan beberapa prinsip dasar. Prinsip-prinsip ini lalu terus dikombinasikan sampai dihasilkan program-program baik yang kemudian akan saling dikawinkan lagi.
Dari proses itu akan diperoleh solusi, misalnya bagaimana membuat Neural Net yang lebih baik atau bagaimana memprediksi pasar saham.
Pelbagai teknologi ini sudah digunakan untuk segala macam tujuan, mulai dari penyelidikan benjolan kanker payudara sampai menyempurnakan video kamera.
Di MIT, Massachussetts Institute of Technology (ITB-nya AS), kini sedang berjalan sebuah proyek ambisius: Intelligent Room Project (Proyek Ruangan Pintar). Proyek yang disponsori oleh Departemen Pertahanan AS ini melakukan riset untuk membuat aplikasi-aplikasi program yang bakal membuat ruangan pintar, antara lain, manajemen proyek riset, proses brainstormingdengan bantuan komputer, penulisan notulen rapat secara otomatis, pengaturan kamera otomatis pada saat rapat jarak jauh, dukungan multimedia sebuah presentasi, penghadiran tokoh virtual secara nyata.
Ruangan pintar juga dapat dilengkapi dengan kemampuan mendeteksi kebohongan, misalnya, sehingga kegiatan spionase tentu akan amat terbantu.
Aplikasi teknologi AI kini sudah banyak diterapkan untuk untuk kegunaan praktis seperti menemukan deposit minyak bumi
Cerdas = sadar = roh?
Teknologi baru sering membuat manusia terkagum-kagum, tak pelak pada penemuan itu sering ditempelkan label cerdas. Namun, menurut Mark Torrance, begitu alat itu dipahami dengan baik oleh masyarakat, pendapat itu segera berubah. “Dulu orang menganggap, catur hanya dapat dimainkan oleh makhluk pandai yang berkesadaran. Tapi sekarang, tidak lagi, karena ada komputer yang bisa memainkannya. Padahal kita yakin alat itu tidak dalam keadaan sadar.”
Hal yang sama dipertanyakan bukan hanya pada komputer GM, namun juga pada alat diagnosis kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan dokter. Apakah ini berarti komputer memiliki pikiran sadar?
”Apa pun artinya kesadaran saat ini, komputer akan mencapainya. Tapi bila mereka mencapainya, kita akan menolaknya. Paling kita menyebutnya, Ya, memang memiliki kesadaran tapi hanya pada tingkat tertentu,” ujar Torrance.
Kesadaran komputer memang akan terus meningkat, karena sistem AI sudah mendekati struktur otak manusia. Otak silikon, robot-robot bayi, komputer dengan kemampuan belajar sendiri, atau yang memiliki sensor pribadi terus dikembangkan. Komputer memang semakin sadar, meski mungkin mereka tidak akan seperti milik manusia sehingga alat itu bertransformasi serupa manusia. Tapi selanjutnya muncul pertanyaan, apakah komputer hidup? “Tergantung, apakah manusia mau disebut tidak lebih dari gabungan bagian-bagian tubuhnya. Jika kita hanya dipandang sebagai kumpulan atom listrik, tentu kita bisa membuat replikanya,” ujar Mark Torrance.
Lalu muncul pertanyaan sulit, jika komputer “hidup”, apa yang terjadi setelah mati?
Pertanyaan serupa pernah terpikir oleh Torrance, “Adakah komputer di surga? Bila ilmuwan rasional yakin manusia adalah mesin biologi sedangkan kesadaran adalah fenomena mekanistik, bagaimana dengan ajaran tentang roh? Kita harus menentukan apakah roh sama dengan kesadaran? Jika berlandaskan agama, kita cenderung memutuskan, komputer – meski dari jenis yang paling ‘cerdas’ sekalipun – tidak pernah memiliki roh.”
Manusia terus beradaptasi dengan komputer. Setiap tahun industri komputer mampu menciptakan komputer dengan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan manusia. Mungkinkah suatu kali keadaan ini terbalik, mesin mengambil alih dunia kita?
”Ketakutan saya bukan pada kemungkinan mereka mengambil alih dunia kita, namun justru matinya kemampuan kita untuk berkembang sebagai sebuah masyarakat. Mesin-mesin itu, dari TV hingga komputer, hanya membuat kita makin sedikit bercakap-cakap, berkomunikasi. Puisi kehidupan kita telah dirampas, karena kita tidak lagi mencintai aksara. Kata-kata dan buku tidak punya peran penting seperti dulu,” Howard Gordon menuturkan kekhawatirannya.(intisari)

1.Pendapat saya tentang computer saat ini,computer saat ini sudah lebih canggih,bahkan computer sudah mampu berpikir seperti manusia itu sendiri.

2. Sesuai dengan imajinasi saya, AI melebihi kegiatan yang bisa dilakukan manusia Belum mampu, karena kemampuan AI hanya terbatas. Misalnya saja mereka hanya bisa menguasai satu bidang tertentu saja kalaupun bisa masih banyak kekurangan.

3. AI tidak bisa merefleksikan aspek-aspek kemanusiaan secara keseluruhan mungkin AI bisa mengerjakan sebagian hal yang dilakukan manusia tetapi yang lain belum. Contohnya seperti “Perasaan” AI belum mempunyainya

4.  Kelebihan dan kekurangan AI dibandingkan kemampuan manusia:
Kelebihan :
- bersifat permanen dibanding  kecerdasan alami akan cepat mengalami perubahan.
- lebih mudah diduplikasi dan disebarkan.
- lebih murah dibanding dengan kecerdasan alami.
- bersifat konsisten.
- dapat didokumentasikan
- mengerjakan pekerjaan dengan lebih cepat.
Kekurangan :
-          tidak/ belum adanya kesadaran mandiri,
-          belum ada pertimbangan emosional, sense, judgement, manipulasi, pergerakan yang cenderung sistematis dan persepsi problem solving sesuai input,jika menghadapi problem di luar itu hasilnya bisa tak ada respon


5. sistem pakar diklasifikasikan dalam AI Karena umumnya AI meniru system pakar telebih dahulu kemudian diolah sehingga mendapat suatu kesimpulan yang baru,itulah AI

By : Chasika Rani Purba

1 komentar:

  1. kita juga punya nih jurnal mengenai kecerdasan buatan , silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5447/1/JURNAL.pdf semoga bermanfaat yaa :)

    BalasHapus