BAB
I
Sejarah
dan Pengertian Riset Operasi
Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap
masalah-masalah rumit yang muncul dalam pengarahan dan pengolahan dari suatu
sistem besar manusia, mesin, bahan, dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan
dan pertahanan. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk suatu model ilmiah
dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran faktor faktor seperti kesempatan dan
resiko, untuk meramalkan dan membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan,
strategi atau pengawasan. Tujuannya adalah membantu pengambilan keputusan
menentukan kebijakan dan tindakannya secara ilmiah.
1.
Model-Model dalam Riset Operasi
Model merupakan abstraksi
atau penyederhanaan realistis
sistem yang kompleks dimana hanya komponen-komponen
yang relevan atau faktor-faktor yang dominan dari masalah yang dianalisis diikutsertakan. Hal ini akan menunjukkan hubungan-hubungan dari aksi dan reaksi dalam
pengertian sebab akibat. Karena
sebuah model adalah
suatu abstraksi realitas,
maka ia akan tampak kurang
kompleks jika dibandingkan dengan realitas itu sendiri.
Model itu, agar menjadi lengkap,
perlu mencerminkan semua realitas
yang akan diteliti.
Salah
satu
alasan
pembentukan
model adalah untuk menemukan variabel-variabel yang penting atau menonjol. Penemuan variabel-variabel yang penting ini berkaitan erat dengan penyelidikan
hubungan yang ada diantara
variabel-variabel itu. Teknik-teknik kuantitatif seperti statistik
dan simulasi digunakan untuk menyelidiki
hubungan yang ada diantara banyak variabel
dalam suatu model.
Dalam
Riset Operasi ini, dikenal beberapa
bentuk model yang menggambarkan karakteristik dan bentuk sistem suatu permasalahan.
Macam- macam model tersebut adalah:
• Model ikonik
Merupakan penyajian
tiruan fisik seperti tampak aslinya dengan
skala yang lebih kecil. Model ikonik ini mudah untuk diamati, dibentuk, dan dijelaskan tetapi sulit untuk dimanipulasi dan tidak berguna untuk tujuan peramalan. Biasanya model ini menunjukkan peristiwa statistik. Model ini tidak mengikutsertakan
segi-segi sistem nyata yang tidak relevan
untuk analisa. Masih dimungkinkan
membangun model ikonik sampai tiga dimensi, tetapi untuk persoalan dengan dimensi lebih tinggi adalah di luar jangkauan model ini, sebagai gantinya digunakan
model matematik.
Contoh : Maket gedung,
model automotif, model pesawat.
• Model analog
Merupakan model fisik tetapi tidak memiliki bentuk yang mirip dengan yang dimodelkan atau lebih abstrak.
Model analog lebih mudah untuk dimanipulasi dan menunjukkan suatu situasi yang dinamis. Model ini pada umumnya lebih berguna daripada model ikonik karena kapasitasnya
yang besar untuk menunjukkan ciri-ciri sistem
yang dipelajari.
Contoh : termometer yang menunjukkan tinggi rendahnya
temperatur.
• Model simbolik
Merupakan model yang menggunakan simbol-simbol (huruf, angka, bentuk, gambar, dll) yang menyajikan
kerakteristik dan properti
dari suatu system. Contoh
: jaringan kerja (network diagram), diagram alir, flow
chart, dll.
• Model matematik
Mencakup model-model yang mewakili situasi riil sebuah
sistem yang berupa fungsi matematik. Diantara jenis model yang lain, model matematik memiliki sifat paling abstrak. Model ini menggunakan seperangkat symbol matematik
untuk menunjukkan komponen-komponen dari sistem nyata. Contoh
:
Pn = a n ⋅ Po yang menyatakan model populasi makhluk hidup.
Model ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu deterministik
dan
probabilistik. Model deterministik dibentuk dalam suatu situasi kepastian
dan memerlukan penyederhanaan
penyederhanaan dari realitas
karena kepastian jarang terjadi.
Namun, keuntungan model ini adalah bahwa ia dapat
dimanipulasi dan diselesaikan dengan
lebih mudah. Jadi, sistem yang rumit dapat
dimodelkan dan dianalisa
jika dapat diasumsikan bahwa semua komponen sistem itu dapat
diketahui dengan pasti.
Model probabilistik meliputi kasus-kasus dimana diasumsikan ketidakpastian.
Meskipun penggabungan ketidakpastian
dalam model dapat menghasilkan
suatu penyajian sistem nyata yang lebih realitas, model ini umumnya lebih
sulit untuk dianalisa.
BAB
II
Penerapan
Riset Operasi pada bidang Industri
Sejalan dengan perkembangan
dunia industri dan didukung dengan kemajuan di bidang komputer, Riset Operasi semakin diterapkan
di berbagai bidang untuk
menangani
masalah yang
cukup kompleks.
Berikut
ini
adalah
contoh-contoh penerapan Riset Operasi di beberapa bidang:
1. Akutansi
dan Keuangan
a. Penentuan
jumlah kelayakan kredit
b. Alokasi
modal investasi dari berbagai alternatif
c. Peningkatan
efektivitas akutansi biaya
d. Penugasan
tim audit secara efektif
2. Pemasaran
a. Penentuan
kombinasi produk terbaik berdasarkan permintaan pasar
b. Alokasi
iklan di berbagai media
c. Penugasan
tenaga penjual ke wilayah pemasaran secara efektif
d. Penempatan lokasi gudang
untuk meminimumkan biaya
distribusi
e. Evaluasi kekuatan
pasar dari strategi
pemasaran pesaing
3. Operasi
produk :
a. Penentuan
bahan baku yang paling ekonomis untuk kebutuhan pelanggan.
b.
Meminimumkan persediaan atau inventori
c. Penyeimbangan
jalur perakitan dengan
berbagai jenis operasi
d.
Peningkatan kualitas
operasi manufaktur
BAB
III
KESIMPULAN
- Pendekatan
dalam riset operasional adalah pendekatan metode ilmiah, artinya proses
dimulai dengan mengobservasi dan memformulasikan masalah secara
hatihatidan kemudian mengubahnya kedalam model ilmiah(biasanya dalam
bentukmodel matematika) untuk mengabstraksikan esensi dari masalah nyata.
- Sementara
Kata “Operasional “ menunjukkan suatu bidang operasi tertentu. Pada umumnya
,riset operasional diterapkan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan bagaimana
melakukan dan mengkoordinasikan operasi atau kegiatan dalam
suatuorganisasi.
- Bidang
Perancanaan dan pengendalian produksi , Riset Operasional dapat digunakan
sebagai berikut :
- Untuk
menentukan Kuantitas masing-masing produk yang dihasilkan olehperusahaan
manufaktur sehingga dapat dihasilkan biaya operasi yang palingminimum
- Untuk
menentukan jumlah masing-masing produk dalam proses produksi yang
mengahasilkan beberapa jenis produk dengan menggunakan bahanbahanyang sama
, sehingga dapat memaksimumkan keuntungan.
- Untuk
menentukan umur teknis suatu mesin, yaitu menentukan kapan suatu mesin
produksi harus diganti sehingga produktivitas produksi tidak terganggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar